Tuesday, May 21, 2013

Perkenalanku Dengan Keranjang Takakura



Berawal dari kegelisahan diri sendiri, dan rasa bersalah. Karena saya kan sarjana teknik lingkungan, tapi kemudian menjadi Ibu Rumah Tangga, kemudian jadi guru, gak tau besok jadi apa, masih meraba-raba. Anyway, jadi walaupun saya belajar tentang lingkungan (lupa semua sekarang mah), tapi ternyata saya masih nyampah seperti ibu-ibu lainnya. Kalau masak cabe…bijinya saya buang, kalau makan buah-buahan kulitnya dibuang, kulit telur dibuang dan seterusnya. Padahal saya tau, bahwa itu adalah sampah organik yang bisa diolah menjadi kompos.
Kalau tidak bisa ikut bangun proyek-proyek lingkungan yang besar..hihi…karena keburu sibuk di rumah, tak apalah. Tapi kalo gak bisa bikin kompos juga, itu sih kebangetan. Begitu aku pikir. So, mulailah cari tau tentang, “Bagaimana siiihh sebetulnya bikin kompos itu?”
Ketika pergi ke tempat umum seperti mall atau sekolah dll, aku lihat tempat sampahnya terpisah. Organik dan anorganik. Aku lihat orang yang membuang sampah sudah cukup bisa membedakan, jadi sampah terklasifikasi dengan cukup baik. Beberapa tempat sampah malah dikasi gambar/tulisan, bahwa organik tu seperti makanan, sayur, daun pisang. Anorganik itu kaleng, plastik dan kertas. Lumayan juga, pikirku.
Nah, pas petugasnya lewat aku tanya…”Pak, ini sampah-sampah nanti diapain?”
“Dibuang aja Bu, nunggu mobil sampah lewat,” katanya
“Dicampur gitu Pak?” tanyaku lagi. “Iya,” kata si Bapak.
Ya ampuun pikirku, kalo ujung-ujungnya dicampur mah ngapain dipisah-pisahin segala. OMG…tepok jidat deh..

Sampah Jakarta dan kota-kota besar lainnya. 60%-70% nya adalah organik

                Kesimpulannya, semua sekolah, mall dllsb harusnya gak Cuma misahin, tapi juga punya pengelolaan sampah organik sendiri. Kan sederhana kok. Atau kalo mereka gak sanggup, ya harus tau kemana sampah organik itu bisa dikirim, supaya jadi manfaat.  Karena sampah organik itu ‘bukan sampah’ lho…. Mereka memang sisa atau tidak terpakai, tapi bukan berarti tidak ada manfaatnya. Ada manfaatnya, bisa bermanfaat asal kita mau sedikit usaha. Sedikit kok gak banyak-banyak…manfaatnya yang banyak. Sangat banyak….
                Lanjut cari tau tentang cara bikin kompos. Tanya mbah google…jawabannya banyak banget…ribuan… Ada yang sistem gali. Jadi di taman kita, sediakan sepetak tanah yang dipake untuk buang sampah. Tiap mau buang sampah, digali dulu, diisi sampah terus tutup lagi. “Rasanya gak mungkin dapet restu suami nih,” pikirku kalau pake cara ini. Lagipula disuru macul-macul gak kuat. Pembantu kan gak selalu ada. Lagipula kapan jadinya tu sampah, masa main gali timbun terus. Tanya mbah google lagi… Nah, sepertinya ada cara komposting untuk rumah tangga yang bersih, wangi alias gak bau, enak diliat. Itulah keranjang takakura :)

ini yang namanya keranjang takakura

2 comments:

  1. Mba, kl keranjang takakura sistem pngomposannya gmn? Bgs kl ada keterangan detailnya eh atau d tulisan berikut ya? Bgs tulisanx sdh byk hehe..

    ReplyDelete
  2. ya fit, tar aku rapiin lg yah. trims...ayo komen2x lg..hehehe

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
White Flower 50