Karena tidak tahu apa itu keranjang takakura dan bagaimana cara buatnya, maka aku tanya teman jurusanku dulu. Ada Emenda Sembiring dan Shanty
Syahril. Mereka punya jawaban yang hampir sama. Bahwa untuk bisa menjadi
kompos, sampah harus dikasi semacam aktivator, yaitu tanah yang sudah mengandung
mikroba hidup. Nanti proses akan berjalan terus sampai semua sampah jadi kompos. Ada link yang bisa dibaca sebagai masukan
http://clearwaste.blogspot.com/ .
Hari itu (biar sedikit dramatis),
aku sudah catat semua yang diperlukan. Kompos, sekam, pupuk kandang, air gula, pupuk daun, dedak(makanan ayam), karung atau
plastik bekas karung beras, sarung tangan dan termometer. Hampir semuanya gampang dicari, kecuali pupuk daun dan termometer untuk tanah. Akhirnya aku beli termometer buat bikin
permen/coklat..hehe, saking penasarannya pingin bikin inokulan ini. Dan satu hal lagi, waktu mau beli sekam,
kompos dan pupuk kandang ukuran kecil ga ada. Adanya ya karung sedang agak
besar gitu. Walhasil hari itu pulang bawa 3 karung dengan volume yang lumayan besar. Sekam bakar,
kompos dan pupuk kandang masing-masing 1 karung. Padahal perlunya sedikit-sedikit doang. Tak apalah,
demi lingkungan…
 |
sedikit gula dicampur air secukupnya |
 |
tanah kompos |
 |
kompos daun |
 |
sekam padi
|
 |
dedak
|
 |
pupuk kandang *kirain bau, ternyata nggak* |
Keesokan harinya, mulailah
mencampur mereka semua itu dengan takaran yang diajarkan
disini. Lalu hari demi hari, aku ukur suhunya… Hari
pertama, kedua…kok adem ayem aja, suhunya tidak naik sama sekali. Minggu pertama…masih anteng. Hari ke 10, gak
juga panas. Padahal harusnya dia memanas, artinya tanah mulai aktif, mikrobanya
hidup.
Karena mentok dan gak ada ide, aku tanya teman lagi. Akhirnya dikasi solusi simpel dan tokcer…yaitu BELI keranjang
takakura siap pakai di Kebun Karinda. Dan sejak itu…proses komposting berjalan
lancar dan menyenangkan :)
No comments:
Post a Comment