Wednesday, May 22, 2013

Bagaimana Cara Membuat Keranjang Takakura


         Karena tidak tahu apa itu keranjang takakura dan bagaimana cara buatnya, maka aku tanya teman jurusanku dulu. Ada Emenda Sembiring dan Shanty Syahril. Mereka punya jawaban yang hampir sama. Bahwa untuk bisa menjadi kompos, sampah harus dikasi semacam aktivator, yaitu tanah yang sudah mengandung mikroba hidup. Nanti proses akan berjalan terus sampai semua sampah jadi kompos. Ada link yang bisa dibaca sebagai masukan     http://clearwaste.blogspot.com/ .

       Dan setelah googling lagi dan lagi, akhirnya sampai ke tutorial berikut ini....http://www.youtube.com/watch?v=b6S1JHPFR8g. Maka saya pun siap membuat inokulan. Yaitu bakal biangnya keranjang takakuraku nanti. 
Hari itu (biar sedikit dramatis), aku sudah catat semua yang diperlukan. Kompos, sekam, pupuk kandang, air gula, pupuk daun, dedak(makanan ayam), karung atau plastik bekas karung beras, sarung tangan dan termometer.  Hampir semuanya gampang dicari, kecuali  pupuk daun dan termometer untuk tanah. Akhirnya aku beli termometer buat bikin permen/coklat..hehe, saking penasarannya pingin bikin inokulan ini. Dan satu hal lagi, waktu mau beli sekam, kompos dan pupuk kandang ukuran kecil ga ada. Adanya ya karung sedang agak besar gitu. Walhasil hari itu pulang bawa 3 karung dengan volume yang lumayan besar. Sekam bakar, kompos dan pupuk kandang masing-masing 1 karung. Padahal perlunya sedikit-sedikit doang. Tak apalah, demi lingkungan…
sedikit gula dicampur air secukupnya
tanah kompos
kompos daun

sekam padi

dedak


pupuk kandang *kirain bau, ternyata nggak*

Keesokan harinya, mulailah mencampur mereka semua itu dengan takaran yang diajarkan disini. Lalu hari demi hari, aku ukur suhunya… Hari pertama, kedua…kok adem ayem aja, suhunya tidak naik sama sekali. Minggu pertama…masih anteng. Hari ke 10, gak juga panas. Padahal harusnya dia memanas, artinya tanah mulai aktif, mikrobanya hidup.
                Karena mentok dan gak ada ide, aku tanya teman lagi. Akhirnya dikasi solusi simpel dan tokcer…yaitu BELI keranjang takakura siap pakai di Kebun Karinda. Dan sejak itu…proses komposting berjalan lancar dan menyenangkan :)

Tuesday, May 21, 2013

Perkenalanku Dengan Keranjang Takakura



Berawal dari kegelisahan diri sendiri, dan rasa bersalah. Karena saya kan sarjana teknik lingkungan, tapi kemudian menjadi Ibu Rumah Tangga, kemudian jadi guru, gak tau besok jadi apa, masih meraba-raba. Anyway, jadi walaupun saya belajar tentang lingkungan (lupa semua sekarang mah), tapi ternyata saya masih nyampah seperti ibu-ibu lainnya. Kalau masak cabe…bijinya saya buang, kalau makan buah-buahan kulitnya dibuang, kulit telur dibuang dan seterusnya. Padahal saya tau, bahwa itu adalah sampah organik yang bisa diolah menjadi kompos.
Kalau tidak bisa ikut bangun proyek-proyek lingkungan yang besar..hihi…karena keburu sibuk di rumah, tak apalah. Tapi kalo gak bisa bikin kompos juga, itu sih kebangetan. Begitu aku pikir. So, mulailah cari tau tentang, “Bagaimana siiihh sebetulnya bikin kompos itu?”
Ketika pergi ke tempat umum seperti mall atau sekolah dll, aku lihat tempat sampahnya terpisah. Organik dan anorganik. Aku lihat orang yang membuang sampah sudah cukup bisa membedakan, jadi sampah terklasifikasi dengan cukup baik. Beberapa tempat sampah malah dikasi gambar/tulisan, bahwa organik tu seperti makanan, sayur, daun pisang. Anorganik itu kaleng, plastik dan kertas. Lumayan juga, pikirku.
Nah, pas petugasnya lewat aku tanya…”Pak, ini sampah-sampah nanti diapain?”
“Dibuang aja Bu, nunggu mobil sampah lewat,” katanya
“Dicampur gitu Pak?” tanyaku lagi. “Iya,” kata si Bapak.
Ya ampuun pikirku, kalo ujung-ujungnya dicampur mah ngapain dipisah-pisahin segala. OMG…tepok jidat deh..

Sampah Jakarta dan kota-kota besar lainnya. 60%-70% nya adalah organik

                Kesimpulannya, semua sekolah, mall dllsb harusnya gak Cuma misahin, tapi juga punya pengelolaan sampah organik sendiri. Kan sederhana kok. Atau kalo mereka gak sanggup, ya harus tau kemana sampah organik itu bisa dikirim, supaya jadi manfaat.  Karena sampah organik itu ‘bukan sampah’ lho…. Mereka memang sisa atau tidak terpakai, tapi bukan berarti tidak ada manfaatnya. Ada manfaatnya, bisa bermanfaat asal kita mau sedikit usaha. Sedikit kok gak banyak-banyak…manfaatnya yang banyak. Sangat banyak….
                Lanjut cari tau tentang cara bikin kompos. Tanya mbah google…jawabannya banyak banget…ribuan… Ada yang sistem gali. Jadi di taman kita, sediakan sepetak tanah yang dipake untuk buang sampah. Tiap mau buang sampah, digali dulu, diisi sampah terus tutup lagi. “Rasanya gak mungkin dapet restu suami nih,” pikirku kalau pake cara ini. Lagipula disuru macul-macul gak kuat. Pembantu kan gak selalu ada. Lagipula kapan jadinya tu sampah, masa main gali timbun terus. Tanya mbah google lagi… Nah, sepertinya ada cara komposting untuk rumah tangga yang bersih, wangi alias gak bau, enak diliat. Itulah keranjang takakura :)

ini yang namanya keranjang takakura

Monday, May 13, 2013

Our "green song"...:)

Lagu anak-anak lama yang disesuaikan dengan situasi lingkungan sekarang ini. Check it out !! :D


Sunday, May 12, 2013

Rumahku ketika belum menikah.

Setelah menikah juga masih di sini ding....2-3 tahun. Setelah itu baru berpindah-pindah...hehe. Dari Lampung, Jakarta-Salemba, Ciputat 1, Ciputat 2, Cibubur...sekarang Pondok Labu. Semoga tetap di sini. Cape pindah-pindah...:)



View Rumah Orang Tua in a larger map

Friday, May 10, 2013

Wednesday, May 8, 2013

jalan-jalan ke solo



Sayang cuma 30 detikkkk.....padahal fotonya banyak dan bagus-bagus..:)

Make your own photo slideshow at Animoto.

Pertanyaan





Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
White Flower 50